[Sinopsis] Playful Kiss episode 5 : Seung Jo dan Hani masuk universitas yang sama “Kebetulan atau Sengaja?”
Ibu Seung Jo, ayah Seung Jo, Eun Jo dan Ayah Hani pulang ke rumah dan menekan bel namun pintu tidak juga di buka. Ibu Seung Jo bilang bahwa Seung Jo dan Ha Ni sepertinya sudah tidur makanya tidak membukakan pintu. Akhirnya mereka pun masuk kedalam rumah dan Eun Jo langsung berlari masuk ke rumah menuju ke kamar Seung Jo.
Sebenarnya Seung Jo dan Ha Ni belum tidur. Mereka ada di kamar Seung Jo. Seung Jo terus mendekatkan wajahnya ke Ha Ni dan Ha Ni sangat panik. Ha Ni menahan Seung Jo dan berkata, “Pertama… Sebaiknya kita kencan dengan serius terlebih dahulu.” Seung Jo tersenyum dan bertanya, “Serius? Sejak kapan kata itu pernah dipakai hah? Serius? Hahaha….” Seung Jo tertawa dan pindah duduk ke sofa. Ha Ni benar-benar merasa malu dan di permainkan makanya langsung pergi keluar kamar Seung Jo dan lupa membawa buku Bahasa Inggrisnya.
Eun Jo melihat Ha Ni baru keluar dari kamar Seung Jo dan dia merasa heran. Seung Jo melihat buku Bahasa Inggris Ha Ni dan melihatnya. Eun Jo masuk ke kamar dan bertanya, “Ada apa dengan Oh Ha Ni? Mukanya sangat merah.” Seung Jo menjawab, “Benarkah? Hmm apa yang membuat pipinya memerah ya?” Seung Jo membaca buku Bahasa Inggris Ha Ni dan dia tertawa karna melihat coretan Ha Ni di buku itu mengenai Seung Jo.
Ha Ni menangis di kamarnya dan bilang bahwa Seung Jo ini laki-laki yang jahat karna selalu mempermainkannya. Ha Ni mengambil surat cinta yang dulu pernah dikirim kepada Seung Jo dan dia berkata, “Apa aku ini sangat bodoh? Setelah aku mengirim surat ini… Apakah harus seperti ini? Hatiku… Tidak melakukan apa yang sebenarnya aku mau.”
Di sekolah, banyak murid yang meributkan nama Oh Ha Ni yang ternyata tidak masuk kedalam siswa 50 peringkat teratas. Ha Ni bilang bahwa belajar di kelas khusus itu sangat tidak menyenangkan dan murisnya sangat aneh sekali. Joo Ri sangat lemas dan bertanya, “Selain universitas itu apakah tidak ada universitas lain yang bisa kita tuju?” Ha Ni dan Mi Ah pun ikut lemas memikirkan masalah Universitas.
Ha Ni dan Guru Kang Yi mencoba mencari Universitas yang bisa menerima Ha Ni namun Guru Kang Yi tidak menemukan Universitas yang sepertinya bisa menerima Ha Ni. Guru Kang Yi lalu mengusulkan Ha Ni masuk Universitas dengan menggunakan Jalur Khusus namun Jalur Khusus ini memerlukan surat rekomendasi dan juga piala penghargaan dan Ha Ni harus memiliki satu bidang yang menonjol di antara yang lainnya. Guru Kang Yi memperlihatkan brosur Universitas dan berkata, “Ya Universitas ini tidak hanya menerima murid yang pintar namun mereka juga menerima murid yang sangat berpotensi di masa depannya.”
Guru Kang Yi mencoba mencari Universitas dan bertanya pada Ha Ni, “Ha Ni apakah Kakekmu itu seorang pejuang?” Ha Ni mengingat Kakeknya yang seorang tukang penutup toko. Guru Kang Yi kembali bertanya, “Ha Ni apakah Ayahmu seorang agen rahasia?” Ha Ni mengingat ayahnya yang memiliki resep rahasia mie namun bukan seorang agen rahasia. Guru Kang Yi kembali bertanya, “Ha Ni apakah kau berasal dari keluarga beda budaya?” Ha Ni mengingat-ingat dan yang dia tau Ibunya hanya bisa bahasa Thailand Yom Yam yang artinya makanan Thailand. Guru Kang Yi benar-benar putus asa mencari Universitas untuk Ha Ni.
Guru Kang Yi melihat pulpen Ha Ni yang berasal dari tempat Donor Darah dan dia pun bertanya, “Ha Ni apakah kau suka mendonorkan darahmu?” Ha Ni menjawab, “Ya sekitar 2 bulan sekali. Aku lebih senang mendonorkan darahku dari pada memberi mereka uang.” Guru Kang Yi tersenyum dan berkata, “Kenapa kau tidak bilang dari tadi? Disini ada Universitas yang akan memberikan 10 jam servis.” Ha Ni menghitung berapa kali dia pernah donor darah dan bertanya, “Jadi kalau 10 kali maka 100 jam?” Guru Kang Yi mengangguk dan mencoba mencari Universitas itu lalu tersenyum senang dan bilang pada Ha Ni bahwa Ha Ni bisa masuk di Jurusan Ilmu pengetahuan Sosial.
Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah pergi makan bersama. Ha Ni bilang bahwa dia akan masuk Universitas Parang, Min Ah juga bilang bahwa dia akan masuk Universitas Parang jurusan animasi karna Guru Kang Yi yang merekomendasikannya. Joo Ri belum menemukan Universitas makanya dia terlihat sedih. Ha Ni bilang walaupun dia bisa masuk ke Universitas Parang dengan jalur Khusus tapi wawancaranya itu sangat susah. Min Ah bilang bahwa dia memiliki kemampuan analisis yang cukup baik. Joo Ri kesal karna Guru Kang Yi tidak membahas tentang Universitas Parang padanya.
Saat Joo Ri mau makan hot dog, Joon Gu mengambil Hot dog Joo Ri dan bilang bahwa tubuh Joo Ri sudah sangat besar. Joo Ri memukul Joon Gu dan langsung memakan hot dognya. Min Ah bertanya pada Joon Gu, “Aku jarang melihatmu padahal Ha Ni selalu ada disini.” Joo Ri ikut bertanya, “Apakah kau ini menempelkan pelacak pada Ha Ni sehingga kau bisa tiba-tiba muncul seperti hantu hah?” Joon Gu menjawab, “Apakah kalian tidak tahu? Ha Ni ini adalah petunjuk hidupku . Dia mengatakan kemana aku harus pergi, tempat mana, petunjuk mana….” Joo Ri kesal dan berkata, “Petunjuk itu adalah pantatmu!”
Joo Ri bertanya, “Kenapa kau sendiri? Kemana teman-temanmu yang lainnya?” Joon Gu menjawab, “Mereka pergi audisi.” Joo Ri berkomentar, “Benarkah? Aku kira mereka hanya akan menajdi pendaftar saja karna kerjaan mereka hanya mendaftar selalu.” Min Ah tiba-tiba berkata, “Ah bukankah itu Baek Seung Jo?” Semunya pun langsung kaget dan melihat dimana Seung Jo.
Seung Jo ternyata sedang di tawarkan Universitas oleh seorang laki-laki. Laki-laki itu berkata, “Sya pikir kamu harus kuliah di Universitas yang penuh dengan sejarah dan tradisi, Universitas yang memiliki lulusan yang hebat. Atau mungkin di Universitas American Ivy League?” Diam-diam Ha Ni, Joon Gu, Joo Ri dan Min Ah melihat hal itu dan penasaran dengan yang di bicarakan oleh laki-laki itu dan Seung Jo.
Di ruang khusus belajar, Semua murid sibuk belajar karna waktu ujian sudah dekat. Seung Jo sama sekali tidak belajar dan dia terlihat kebingungan. Seung Jo keluar dari ruang belajar khusus dan pergi keluar sekolah dan dia duduk memikirkan Universitas yang akan dia pilih.
Guru Kang Yi ada di ruang guru dan sedang sibuk mengisi formulir Universitas Ha Ni. Ada pertanyaan dalam formuli itu, “Apakah memiliki keahlian khusus?” Guru Kang Yi memikirkan keahlian khusus Ha Ni dan langsung mencatatnya. Guru Ji Oh melihat Guru Kang Yi dan berkomentar bahwa Guru Kang Yi sepertinya bekerja keras. Guru Kang Yi berkata, “Tentu saja. Apa kamu pikir bahwa saya ini guru yang senang bermain-main seperti seseorang?” Guru Ji Oh kaget dan bertanya, “Saya? Sejak kapan saya bermain-main hah?”
Kepala sekolah datang dan Guru Kang Yi meminta surat rekomendasi untuk Ha Ni dari pihak sekolah. Kepala Sekolah bilang bahwa dia tidak bisa memberikan surat rekomendasi pada murid yang sellau rengking 3 terbawah. Guru Kang Yi bilang bahwa Ha Ni berhasil masuk rengking 50 teratas hanya dalam waktu 1 minggu dan itu sebuah potensi yang sangat besar. Kepala sekolah bilang bahwa 70% siswa yang di terima di Universitas melalui jalur khusus adalah siswa yang memang pintar dan rengking 1 atau 2 dan jika saja Ha Ni berhasil diterima di Universitas Parang maka Kepala Sekolah akn mengakui Guru Kang Yi. Kepala sekolah langsung pergi.
Guru Kang Yi kesal namun dia tetap menulis formulir Universitas untuk Ha Ni dan menulis salah satu kelebihan dari Ha Ni adalah sellau semangat. Guru Ji Oh memberikan Guru Kang Yi vitamin C dan berkata, “Permisi… Ini adalah Vitamin c dan kau bisa melarutkannya dalam air. Ini pertama kalinya kau terlihat seperti manusia.” Guru Ji Oh langsung pergi dan Guru Kang Yi berkata, “Ah sepertinya dia mulai menyukaiku…”
Ha Ni mengetik formulir pendaftaran dan siap mengirimkannya melalui Pendaftaran online namun tiba-tiba saja komputer erorr dan kemungkinan data-data akan hilang. Ha Ni menangis dan akhirnya Seung Jo membantunya memperbaiki komputer. Ibu Seung Jo mencoba menenangkan Ha Ni tapi Ha Ni bilang bahwa pendaftaran online akan segera ditutup jadi dia harus cepat. Seung Jo meminta Ha Ni berhenti menangis karna itu mengganggu konsentrasinya. Ha Ni pun langsung diam dan berhenti menangis.
Akhirnya komputer selesai di perbaiki dan data formulir yang dibuat oleh Ha Ni tidak menghilang. Ha Ni sangat senang dan berterima kasih. Seung Jo meminta Ha Ni segera mengirimkan formulir itu melalui pendaftaran online. Ibu Seung Jo bilang agar setelah selesai mengirim formulir maka sebaiknya Ha Ni dan Seung Jo turun untuk makan malam bersama. Ibu Seung Jo mengajak Eun Jo turun makan namun dia terus menatap curiga ke Ha Ni dan Seung Jo. Ibu Seung Jo pun memaksa Eun Jo untuk segera meninggalkan kamar Ha Ni.
Ha Ni mengucapkan terima kasih pada Seung Jo yang duduk di kursi dalam kamarnya. Seung Jo bertanya, “Kau akan mendaftar ke Universitas Parang?”Ha Ni menjawab, “Sebenarnya aku tidak bisa masuk kesana karna nilaiku jelek. Tapi aku harus tetap mencobanya.” Seung Jo bertanya kembali, “Kenapa kamu mau masuk ke Universitas?” Ha Ni menjawab, “Kenapa kamu bertanya itu? Hmm untuk belajar…” Seung Jo berkomentar, “Kamu ini tidak memiliki keahlian dan tidak memiliki bidang yang dikuasai. Lalu kenapa kamu tetap mau melakukannya hah?” Ha Ni bilang bahwa jika dia tidak belajar maka dia tidak akan menemukan tujuan hidupnya atau appaun yang di suka dan bagus untuknya.
Seung Jo kembali bertanya, “Bagaimana caranya mengetahui apa yang kau suka?” Ha Ni melihat Seung Jo dan menjawab, “Jantungmu akan berdetak cepat jika kau menyukai sesuatu. Ayahku jantungnya selalu berdetak cepat saat mencium mie yang sudah kering.” Seung Jo memegang dadanya dan bilang, “Huh aku juga ingin merasakan seperti itu…” Seung Jo sadar bahwa dari tadi Ha Ni terus menatapnya makanya dia jadi salah tingkah dan langsung keluar dari kamar Ha Ni dan menyuruh Ha Ni segera menyelesaikan formulir Universitas.
Ha Ni berfikir, “Hmm kenapa aku ingin masuk ke Universitas? Awalnya aku tidak pernah memikirkan hal ini. Ah setidaknya orang jenius memiliki kekhawatiran tersendiri. Ah apakah dia menunjukan sedikit perasaannya padaku?” Ha Ni ingat akan formulir Universitasnya dan langsung mengirimnya dengan cepat.
Guru Kang Yi menunjukan surat kepada Kepala Sekolah dan surat itu dari Universitas Parang yang menerima Ha Ni dan Min Ah sebagai murid yang akan di wawancara. Guru Kang Yi sangat senang sementara Kepala Sekolah shock melihat hal itu. Guru Ji Oh menenangkan Kepala sekolah dan bilang bahwa itu memang misteri. Kepala Sekolah berkata, “Tapi kenapa harus dari kelas 3-7?”
Joo Ri bertanya pada Ha Ni dan Min Ah, “Jadi kalian akan diterima jika lulus wawancara?” Min Ah dan Ha Ni langsung mengangguk. Jang Mi yang ada di ruang klub seni bilang bahwa kompetisi di Universitas Parang ini sangat susah karna banyak sekali pendaftarnya. Ha Ni pun jadi khawatir mengenai wawancara ini karna dia tidak pandai berbicara. Min Ah juga bilang bahwa dia nanti akan ada tes kemampuan menggambar karna dia akan mengambil jurusan animasi.
Joon Gu bilang bahwa Ha Ni pasti di terima dan walaupun tidak di terima setidaknya Ha Ni sudah mencoba. Jang Mi bertanya pada Ha Ni, “Ha Ni, apakah kau memiliki backing?” Ha Ni tersenyum dan bilang, “Ya, Tuhan pasti akan menolongku.”
Pada saat hari wawancara, terjadi badai di Korea. Papah sangat khawatir dan bilang pada Ha Ni agar membatalkan wawancara saja. Ibu Seung Jo dan Bapa Seung Jo pun sangat khawatir karna sedang terjadi badai besar di luar rumah. Ha Ni tidak mau dan bertanya, “Kenapa? Apakah Papah tidak mempercayai kemampuanku?” Papah bilang bahwa dia percaya pada Ha Ni namun badai besar sedang terjadi. Ha Ni meyakinkan Papah bahwa dia akan baik-baik saja dan ini kesempatan yang sangat langka.
Ibu Seung Jo dan Bapa Seung Jo bilang bahwa sepertinya keadaan tidak berjalan dengan lancar. Papah ingin mengantar Ha Ni namun Ha Ni menolaknya dan bilang bahwa dia akan pergi sendiri saja dan lagi dia akan naik kereta jadi semuanya pasti baik-baik saja. Ha Ni pun pamit pergi untk melakukan wawancara di Universitas Parang.
Ha Ni naik kereta dan tiba-tiba saja ada pemberitahuan bahwa aktifitas kereta akan dihentikan karna jalur kereta tertutup oleh banjir sehingga para penumpang sebaiknya turun di stasiun berikutnya. Ha Ni jelas sangat panik karna itu artinya dia tidak akan bisa pergi ke Universitas Parang dengan menggunakan kereta.
Ha Ni berusaha berjalan kaki dan menembus badai dengan menggunakan payung. Di TV menyiarkan berita yang bilang bahwa badai besar melanda Seoul dan ini membuat banyak sekolah yang libur. Ha Ni terus berusaha melewati badai besar itu dan akhirnya sampai di Universitas Parang untuk melakukan wawancara.
Para juri sedang mewawancara salah satu murid dan mereka bertanya, “Apakah kau tidak kesulitan menuju kemari?” Murid itu menjawab, “Tidak. Rumahku cukup dekat.” Wawancara murid itu selesai dan murid di persilahkan pergi. Wawancara hari ini ternyata tidak berjalan lancar karna tidak banyak murid yang datang dikarnakan badai yang menimpa. Seorang juri meminta wawancara ditunda namun juri perempuan bertanya, “Berapa banyak badai yang akan menimpa seseorang hah? Ketika hal tersebut terjadi haruskan kita menundanya dan mengakhirinya seperti ini? Panggil saja murid selanjutnya!”
Murid selanjutnya yang masuk adalah Ha Ni. Ha Ni masuk dan duduk di kursi peserta. Tiba-tiba saja Ha Ni bersin dan para juri melihatnya. Ha Ni tersenyum malu dan terdiam.
Ibu Seung Jo memanggil Eun Jo untuk sarapan dan Eun Jo bilang bahwa dia tidak akan sekolah karna diluar terjadi badai. Seung Jo seperti biasa membaca koran di pagi hari. Ibu Seung Jo bilang bahwa dia sangat khawatir pada Ha Ni karna Ha Ni pergi wawancara dalam keadaan cuaca buruk dan dia harap hasil wawancara Ha Ni akan sangat baik dan berjalan lancar. Seung Jo diam saja dan menatap cuaca diluar rumah.
Juri melihat foto-foto Ha Ni dan bilang bahwa Ha Ni sangat menarik. Juri bertanya, “Oh Ha Ni apa yang kamu sukai?” Ha Ni menjawab dengan ceria, “Baek Seung Jo… Ah maksudku itu adalah manusia.” Juri bertanya, “Jadi yang kau sukai adalah hal kemasyarakatan? ” Ha Ni tersenyum, “Ya aku menyukai hal kemasyarakatan.” Ha Ni lalu mengeluarkan pendapatnya tentang ha kemasyarakatan pada para Juri namun susungguhnya yang Ha Ni keluarkan pendapatnya itu tentang Seung Jo.
Juri perempuan yang terlihat paling tegas bertanya, “Berikan alasan mengapa kamu harus menerimamu? Surat rekomendasi dari gurumu ini hanya setingkat amatir. Walaupun begitu… dalam waktu 1 minggu kamu berhasil naik keperingkat 50 besar namun dalam ujian selanjutnya kamu tidak berhasil kembali. Hmm sejak tahun lalu, setiap 2 bulan sekali kau mendonorkan darahmu… Dengan ini bagaimana bisa kamu lulus ujian yang pertama?” Ha Ni menunduk tidak tau mau menjawab apa. Salah satu juri berbisik pada juri perempuan, “Dia lulus ujian pertama karna kepribadiannya yang sangat percaya diri dan menyumbang banyak untuk masyarakat.” Juri perempuan marah dan bilang bahwa mereka tidak boleh memilih sembarang orang.
Juri perempuan itu meminta Ha Ni menyebutkan alasan mengapa mereka harus menerima Ha Ni. Ha Ni diam saja dan akhirnya juri perempuan itu bilang, “Waktumu sisa 1 menit. Ah baiklah jika kau tidak bisa menjawab maka sebaiknya murid selanjutnya panggil!”
Ha Ni dengan lemas berdiri namun dia tiba-tiba berkata, “Maaf, Anda memang benar, anda bisa menilai diri saya yang sebenarnya. Saya tidak memiliki kemampuan yang baik, lulus penerimaan ujian pertama saya merasa itu keajaiban untukku namun aku sangat bersyukur. Tapi hanya ini yang bisa aku katakan, jika ada murid yang pemalas dan tidak bekerja keras saat hujan badai datang dan anda pikir bahwa dia tidak cocok untuk Universitas ini maka pilihlah aku . Aku memang lambat namun aku tidak pernah menyerah. Aku bahkan selalu mengerjakan sesuatu hingga selesai. Karna hal itu aku dijuluki ‘Siput’ Cobalah anda memelihara siput.” Waktu habis dan Ha Ni pun langsung pergi.
Saat makan malam, Ha Ni bilang bahwa dia sepertinya akan gagal. Eun Jo berkata, “Aku tau itu.” Ibu Seung Jo langsung menutup mulut Eun Jo dan bilang bahwa hasil belum diumumkan jadi sebaiknya jangan menyerah. Bapa Seung Jo ikut menghibur Ha Ni dan bilang bahwa Ha Ni bisa tetap belajar bersama Seung Jo.
Tiba-tiba Seung Jo bilang bahwa dia tidak akan ikut ujian Universitas. Semuanya kaget dan bertanya, “Kenapa?” Seung Jo menjawab, “Karna tidak ada yang ingin aku lakukan. Dan aku juga tidak mau pergi kemana pun.” Bapa Seung Jo heran dan bertanya, “Lalu apa yang akan kau lakukan setelah lulus sekolah?” Seung Jo dengan santai menjawab, “Mungkin kerja paruh waktu.” Bapa Seung Jo sangat marah dan bilang bahwa hidup ini bukan sebuah lelucon.
Ibu Seung Jo bertanya, “Apakah kamu mau berbisnis dengan ibumu? Bagaimana dengan membuat shopping online?” Seung Jo menatap ibunya dan bilang, “Lalu apa yang akan terjadi pada kehidupanku? Aku tidak mau kuliah karna aku tidak tahu bagaimana cara melanjutkan kehidupanku. Karna saya tidak ingin seperti orang lain yang tidak memiliki tujuan hidup lalu bagaimana aku harus hidup?” Papah bilang bahwa Seung Jo bisa membantu urusan bisnis Bapa Seung Jo. Seung Jo bilang bahwa dia ini orang yang egois dan tidak tertarik pada ilmu bisnis. Bapa dan Ibu Seung Jo heran dan ingin marah, Seung Jo menyelesaikan makan malamnya dan pergi ke kamar.
Ibu Seung Jo bilang bahwa Seung Jo ini sangat mudah mendapatkan yang ingin dia dapat dan mungkin karna itu Seung Jo kehilangan motivasi. Ibu Seung Jo pun ingin membantu Seung Jo untuk menemukan sesuatu yang disukai oleh Seung Jo. Ha Ni ingat kata-kata Seung jo di kamar, “Aku ingin merasakan perasaan itu juga….” dan Ha Ni pun terdiam.
Teman-teman Ha Ni datang ke Restaurant Papah dan semua pun makan dengan lahap. Papah bilang bahwa makanan yang di buatnya itu artinya tidak akan gagal jika memakannya. Joo Ri langsung bilang bahwa dia harus banyak makan itu. Joon Gu menghentikan Joo Ri dan Joo Ri cemberut.
Papah melihat Ha Ni yang terdiam dan dia bertanya, “Ha Ni ada apa? Kenapa kau tidak memakannya?” Ha Ni kembali ceria dan bilang bahwa dia akan memakannya. Joon Gu memuji bubur buatan Papah dan Papah bilang bahwa semuanya harus makan yang lahap agar bisa mengerjakan ujian masuk Universitas. Ha Ni tiba-tiba berkata, “Papah, bisa kau tolong bungkuskan satu bubur lagi?”
Ternyata Ha Ni meminta satu bubur lagi untuk Seung Jo. Ha Ni mengetuk kamar Seung Jo dan bilang, “Baek Seung Jo… Semua mengkhawatirkanmu terutama Bapamu. Dia tidak banyak tertawa lagi sekarang. Kau ikutlah ujian lalu kau bisa menentukan akan masuk Universitas atau tidak. Jika kamu tidak mengikuti ujian dan tiba-tiba kamu menemukan sesuatu yang kamu inginkan lalu bagaimana? Bukalah pintumu. Kau bisa melakukan segalanya jadi kau harus menggunakan otakmu untuk kebaikan orang lain. Aku percaya bahwa orang-orang memiliki kebutuhan untuk saling berbagi. Muskipun aku ingin membaginya namun aku tidak memiliki apapun sehingga aku tidak bisa melakukannya. Aku akan menyimpannya di depan pintu, makanlah sebelum dingin dan… sampai jumpa besok.”
Seung Jo ada di dalam kamarnya dan membuka pintu saat Ha Ni sudah pergi. Seung Jo mengambil bubur dan dia melihat ada sebuah kotak berwarna pink. Kotak itu di buka dan ternyata ada garpu dan juga sebuah kartu. Di kartu iu tertulis, Semoga berhasil dalam ujian, Baek Seung Jo yang terbaik! Seung Jo tersenyum membaca pesan di kartu itu.
Pagi-pagi semuanya menunggu Seung Jo di bawah dan berharap Seung Jo akan ikut Ujian. Dan ternyata Seung Jo turun dan itu membuat semuanya senang. Seung Jo kelihatan pucat dan Ibu Seung Jo bertanya, “Apakah kau sedang flu?” Ha Ni mengeluarkan obat dari tasnya dan memberikan pada Seung Jo. Eun Jo membawakan minum dan Seung Jo mengucapkan terima kasih. Seung jo meminum obat lalu bertanya, “Obat ini tidak akan menyebabkan kantuk kan?” Ha Ni kaget dan membaca tulisan di bungkus obat, “Jangan meminum obat ini saat sedang menyetir ataupun melakukan hal yang membutuhkan konsentrasi. OH Ini menyebabkan kantuk!” Ha Ni panik dan meminta Seung Jo mengeluarkan obat itu kembali namun Seung Jo langsung mendorong Ha Ni dan bilang semua yang dilakukan oleh Ha Ni pasti saja selalu berakhir kacau.
Ibu Seung Jo memberikan semangat dan bilang bahwa obat itu pasti baik-baik saja karna Seung Jo kuat. Papah datang dan memberikan bekal makanan untuk Ha Ni dan Seung jo. Semuanya berterima kasih pada Papah. Papah mengucapkan selamat berjuang pada Seung Jo dan Seung Jo hanya tersenyum.
Di jalan, Ha Ni bilang bahwa Seung Jo telah membuat keputusan yang benar karna membuat semuanya senang. Seung Jo lalu bertanya, “Garpu itu? Apakah kau berniat menusukku dengan garpu?” Ha Ni menjawab, “Kau ini berfikir keterlaluan!” Ha Ni terus berjalan di belakang Seung Jo dan Seung Jo bertaya, “Sampai kapan kau akan terus mengikutiku? Lewat jalan yang lain saja kamu.” Ha Ni baru ingat bahwa tempat ujian mereka berbeda dan Ha Ni pun berteriak, “Baek Seung Jo lakukan yang terbaik! Fighting!” Seung Jo hanya melambaikan tangan dan terus berjalan. Ha Ni tersenyum senang melihat itu.
Ibu Seung Jo, Bapa Seung Jo dan Papah sedang bekumpul di meja makan. Mereka senang karna akhirnya Seung Jo mau mengikuti ujian. Ibu Seung Jo bilang bahwa sampai kemarin itu Seung Jo masih bersikeras tidak akan ikut ujian tapi tiba-tiba saja keputusannya berubah pagi ini.
Eun Jo sedang bermain namun dia tidak terlihat khawatir dan dia bilang, “Hmmm aku merasa khawatir sekali. Sepertinya ada sesuatu yang membuatku merasa tidak nyaman…”
Seung Jo mengerjakan soal ujiannya namun soal-soal itu di matanya terlihat buram dan dia merasa mengantuk. Ada seorang pengawas yang menegur Seung Jo dan Seung Jo meminta maaf karna dia merasa ngantuk gara-gara meminum obat flu pagi ini. Pengawas bilang bahwa sisa waktu yang tersisa adalah 15 menit lagi. Seung Jo kaget dan langsung mengerjakan soal. Perempuan yang selama ini selalu mencoba mendekati Seung Jo melihat Seung Jo karna tidak biasanya Seung Jo seperti ini.
Ha Ni bercerita pengalamannya wawancara dan bilang bahwa juri perempuan itu sangat menyeramkan dan seperti nenek sihir. Ha Ni bertanya, “Min Ah apakah kau mengerjakan ujianmu dengan baik?” Min Ah menjawab, “Entahlah aku hanya mengsal ikut ujian saja.” Ha Ni bilang bahwa dia sepertinya telah melakukan banyak kesalahan dalam ujian, Lalu bagaimana masa depannya?
Joo Ri menenagkan Ha Ni dan bilang bahwa Ujian sudah selesai jadi tidak perlu dibahas lagi. Ha Ni bingung dengan apa yang di lakukan oleh Joo Ri dan dia bertanya, “Joo Ri apa yang sedang kau lakukan?” Joo Ri berbalik dan ternyata tadi itu Joo Ri sedang berdandan. Juri menanyakan pendapat teman-temannya, “Bagaimana penampilanku? Aku mirip dengan Ga In Brown Eyed Girls kan?” Ha Ni tertawa dan ikut menari Abracadabra bersama Joo Ri.
Ha Ni melihat alat kosmetik Joo Ri yang lengkap, Joo Ri menawarkan memakaikan bulu mata palsu pada mata Ha Ni. Joo Ri memuji mata Ha Ni yang semakin indah dan terlihat lebih besar 10 kali limat. Min Ah bilang kalau mata Ha Ni lebih besar 10 kali lipat maka akan seperti mata monster.
Jang Mi datang ke ruang club seni dan bertanya, “Jadi kau sekarang mencoba berdandan hah setelah menghancurkan hidup seseorang?” Ha Ni tidak mengerti sama sekali. Jang Mi bilang, “Aku mendengar bahwa kau memberikan obat tidur pada Seung Jo saat sebelum Ujian. Setelah minum itu dia tertidur dan harus mengisi jawaban dengan terburu-buru karna waktu tersisa sedikit lagi. Apa yang kamu lakukan hah? Bagaimana kamu akan bertanggung jawab atas perbuatanmu itu hah?” Ha Ni terdiam tidak bisa menjawab.
Joo Ri marah pada Jang Mi namun Jang Mi terus melanjutkan omongannya, “Karena hal itu mungkin dia tidak akan bisa masuk Universitas! Tapi kamu sepertinya hanya peduli pada dirimu sendiri. Apakah kamu masih berani untuk mengatakan bahwa kau menyukainya? Hey jawab! Aku sedang bertanya padamu!” Ha Ni terdiam dan dia melepaskan bulu mata palsu yang di pakainya.
Ha Ni pulang ke rumah dan dia menatap kamar Seung Jo dan berkata dalam hati, “Apakah tidak apa-apa? Kau mengerjakan semuanya dengan baik-baik saja kan? Kau adalah Bae Seung Jo jadi tidak mungkin hanya karna obat itu ya tidak mungkin…” Ha Ni berjalan menuju kamarnya dan dia kaget saat melihat ada Seung Jo di kamar mandi, Ha Ni pun berusaha bersembunyi di balik pintu dan berkata dalam hati, “Kumohon katakanlah ini semua tidak mungkin.”
Guru Kang Yi membagikan hasil ujian dan para murid langsung sedih karna nilainya jelek-jelek dan Guru Kang Yi memberikan semangat pada mereka. Saat ulangan Joon Gu dibagikan, yang sedih justru Guru Kang Yi dan Joon Gu yang menenagkan Guru Kang Yi dengan bilang bahwa dia sudah memiliki rencana untuk masa depannya. Guru Kang Yi senang mendengar itu. Joon Gu melihat Ha Ni dan bilang walaupun nilai Ha Ni jelek maka dia akan selalu menjaga Ha Ni. Semua teman-teman menyorakinya dan Ha Ni hanya diam saja.
Joo Ri bilang, “Hey Joon Gu jangan menganggu Ha Ni lagi! Dia ini sudah punya Baek Seung Jo!” Joon Gu berkata, “Apa kau bilang? Huh laki-laki pengecut itu tak bisa membuat perempuan bahagia!” Joo Ri bertanya, “Lalu apa yang kau bisa lakukan untuk Ha Ni hah?” Guru Kang Yi menenangkan semuanya dan meminta semuanya untuk tidak ribut. Min Ah dan Joo Ri memberikan semangat pada Ha Ni.
Di kelas 3-1 hasil ujian di bagikan oleh Guru Ji Oh dan Seung Jo kaget melihat nilainya. Guru Ji Oh bertanya, “Ada apa?” Seung Jo menjawab, “Setelah melihat ini… Aku berfikir, apakah aku ini benar-benar jenius?” Guru Ji Oh merasa aneh dan bilang, “Ada apa kau ini? Kau membuatku takut saja. Kamu masih ada tes wawancara jadi cukup lakukan itu dengan baik. Ah haruskah kami membantumu untuk masuk Universitas Tae Sang? Tapi sejujurnya dengan kemampuanmu ini masuk Universitas Tae Sang sepertinya hanya buang-buang waktu saja. Kamu seharusnya masuk ke Universitas seperti Harvard. Bagaimana pun juga kamu telah melakukan yang terbaik Baek Seung Jo.” Guru Ji Oh memeluk Seung Jo dan semua teman-teman kelas 3-1 bertepuk tangan.
Ha Ni mendengar kabar ujian Seung Jo yang bagus dan dia berteriak, “BANZZAI!!!” Joo Ri bertanya, “Oh Ha Ni dengan nilaimu yang begitu, apakah kau masih bisa berteriak Banzai?” Ha Ni ingat akan nilainya dan dia pun kembali lemas. Joo Ri dan Min Ah melihat Ha Ni tapi tiba-tiba Ha Ni tersenyum senang dan berkata, “Bagaimana mungkin aku bisa berhenti ceria? Baek Seung Jo Hore! Korea Hore!!”
Di rumah, Ha Ni duduk di ruang keluarga bersama Ibu Seung Jo dan dia sangat menunggu telfon dari Universitas Parang. Ada telfon yang masuk ke HPnya dan Ha Ni langsung mengangkatnya. Tapi ternyata itu telfon salah sambung yang menanyakan rumah makan bebek panggang. Lalu ada yang menelfon dan Ha Ni senang karna dia diterima di Universitas Parang. Ibu Seung Jo juga ikut senang. Tiba-tiba yang meneflon bertanya, “Kau jurusan apa?” Ha Ni menjawab, “Aku jurusan ilmu pengetahuan sosial.” Yang menelfon bertanya kembali, “Bukan jurusan apel?”
Ha Ni kebingungan dan saat melihat keluar jendela ternyata ada Eun Jo yang memegang HP dan juga Apel. Ha Ni dan Ibu Seung Jo pun kesal setengah mati sementara Eun Jo berteriak, “Oh Ha Ni Bodoh!”
Ha Ni menunggu hingga malam dan berkata, “Jika Seung Jo masuk Universitas Tae Sang maka aku akan masuk Universitas mana? Aigooo…” HP Ha Ni berbunyi dan itu telfon dari Min Ah yang bilang bahwa dia baru saja di telfon oleh Universitas Parang yang bilang bahwa Min Ah di teerima. Ha Ni pun ikut senang mendengar hal itu. Min Ah bertanya, “Bagaimana denganmu?” Ha Ni dengan lesu menjawab, “Belum ditelfon.” Min Ah memberikan semangat dan bilang bahwa nanti pasti Ha Ni akan ditelfon.
Ha Ni sekali lagi mengucapkan selamat pada Min Ah dan bilang bahwa Min Ah telah melakukannya dengan sangat baik. Ha Ni pun menutup telfonnya. Hingga malam Ha Ni belum mendapatkan telfon dan Seung Jo melihat Ha Ni yang sedih.
Keesokannya, Ibu Seung Jo memberikan Ha Ni buah namun Ha Ni bilang bahwa dia tidak berhak untuk makan. Ibu Seung Jo membujuk Ha Ni untuk memakan buah namun Ha Ni tidak mau. Ha Ni bilang bahwa hari ini adalah pengumuman terakhir dan jam 10 sudah lewat itu artinya dia tidak di terima. Ha Ni bilang bahwa dia sudah bisa menebak hal ni karna juri perempuan yang menyeramkan itu tidak memiliki alasan apapun untuk menerima Ha Ni. Ibu Seung Jo berkata bahwa Ha Ni masih bisa masuk Universitas lainnya lewat jalur lain. Ha Ni sedih dan bilang bahwa nilai dia itu tidak bagus.
HP Ha Ni berbunyi dan bilang bahwa Ha Ni di teima di Universitas Parang. Ha Ni kesal dan bilang, “Ah ini pasti kau Baek Eun Jo!!!” Eun Jo datang dan bertanya, “Ada apa menyebut namaku?” Ha Ni kaget dan berkata, “Ah maaf aku pikir ini telfon palsu. Ada apa?” Penelfon bilang, “Ada seorang siswa yang mengundurkan diri sehingga anda Oh Ha Ni di terima di Universitas Parang.” Ha Ni kaget dan langsung berkata, “Ya ya ya ya ya ya tentu saja aku akan menerimanya!” Ibu Seung Jo senang dan langsung memeluk Eun Jo. Ha Ni pun ikut memeluk Ibu Seung Jo dan Eun Jo. Diam-diam Seung Jo melihat itu dan tersenyum senang.
Ibu Seung Jo, Bapa Seung Jo, dan Papah melakukan pesta kecil di Restaurant Mie untuk Ha Ni. Ha Ni bilang bahwa dia ini sangat beruntung karna waktu itu terjadi badai sehingga tidak banyak murid yang datang. Papah bilang bahwa semua ini karna keberuntungan Papah. Semuanya tertawa senang.
Bapa Seung Jo memberikan hadiah pada Ha Ni yang berupa matel berwarna merah. Ibu Seung Jo juga memberikan sebuah amplop yang isinya tiket menonton Drama Musical Goong. Ibu Seung Jo bilang bahwa mereka akan menonton bersama dan Ha Ni harus datang hari sabtu ke drama musical itu.
Ha Ni sudah datang ke tempat Drama Musical dengan menggunakan mantel merah pemberian dari Bapa Seung Jo dan dia sedang menunggu Ibu Seung Jo yang belum datang juga. Ibu Seung Jo menelfon dan bilang bahwa di jalan sangat macet. Eun Jo berteriak, “Tidak ada kemacetan!” Namun Ibu Seung Jo langsung menutup mulut Eun Jo. Ibu Seung Jo meminta Ha Ni masuk kedalam Teater duluan saja dan meninggalkan 1 tiket di counter penjual tiket. Ha Ni mengerti dan menutup telfonnya. Ha Ni berjalan menuju counter tiket dan menitipkan satu buah tiket.
Ha Ni masuk kedalam gedung dan duduk sendirian. Ha Ni tertawa sendiri dan Ibu Seung Jo belum juga datang. Tiba-tiba ada yang duduk di kursi Ibu Seung Jo dan itu adalah Seung Jo!!!!! Ha Ni kaget dan terus menatap Seung Jo, Seung Jo menunjuk panggung Drama agar Ha Ni melihat ke depan namun Ha Ni maish terus menatapnya sehingga dia pun memegang kepala Ha Ni dan membuat Ha Ni melihat ke depan.
Selesai pertunjukan, Seung Jo dan Ha Ni berjalan pulang. Ha Ni mencubit pipinya dan berteriak kesakitan. Seung Jo bertanya, “Kenapa? Apakah kau mau aku yang mencubitmu?” Ha Ni tidak mempedulikan pertanyaan Seung Jo dan dia bertanya, “Tapi… Bagaimana bisa kamu datang kemari?” Seung Jo balik bertanya, “Menurutmu bagaimana?”
Ibu Seung Jo dan Eun Jo selesai belanja dan Ibu Seung Jo bertanya, “Eun Jo, bagaimana menurutmu mengenai akting ibumu ini hah? Tadi kamu mendengarkan ketika ibu berakting di telfon ‘Seung Jo… Bagaimana ini Ibu ada di depan panggung perrtunjukan sendiri? Tidak ada yang mau menemaniku menonton’ Lalu dia bilang bahwa dia akan datang. Apakah Ibumu ini harus menjadi artis hah?”
Eun Jo melihat Ibunya dan bertanya, “Apakah benar dia datang hanya karna akting Ibu?” Ibu Seung Jo tidak mengerti pertanyaan Eun Jo. Eun Jo diam saja dan terlihat berfikir. (Mungkin maksud Eun Jo ini, “Apakah Seung Jo benar-benar datang karna kasihan pada Ibunya yang nonton sendiri atau memang sudah tau bahwa Ha Ni yang menonton Drama Musical ini?”)
Ha Ni bertanya pada Seung Jo, “Bukankah kau akan menghadiri wawancara Universitas Tae Sang?” Seung Jo terus berjalan dan menjawab, “Mengapa kau juga menanyakan hal ini? Kenapa semua orang selalu membicarakan Universitas?” Ha Ni bilang, “Karna kau ini pintar maka kau memiliki sesuatu yang bisa di tawarkan. Dan… Nikmatilah hidupmu ini. Bersenang-senang. Nenekku selalu mengatakan ini padaku, ‘Ha Ni ah, nikmatilah hidupmu dan bersenang-seneng lah. Bersenang-senang dan buat orang lain bahagia!’ Nenekku selalu bilang bahwa hidupku akan baik-baik saa jika aku melakukannya dengan penuh kegembiraan. “
Seung Jo masih merasa aneh dan bilang, “Hmm bersenang-senang?” Ha Ni lalu bilang, “Jika kamu masuk Universitas Parang maka aku akan membuat masa kuliahmu lebih menyenangkan.” Seung jo hanya menatap Ha Ni.
Mereka memainkan mesin boneka dan Seung Jo berhasil mendapatkan boneka. dan melemparkannya pada Ha Ni. Ha Ni bertanya, “Apa kau tidak akan menggunakannya?” Seung Jo balik bertanya, “Apa kau pikir aku membutuhkannya?” Ha Ni sangat senang dan langsung memeluk boneka itu.
Kesenangan Ha Ni langsung hilang saat ada yang memanggil namanya dan ternyata yang memanggilnya adalah Joon Gu dan Bye Bye Sea. Akhirnya Joon Gu, Ha Ni dan Seung Jo minum bersama. Joon Gu sangat stress saat tau kalau Ha Ni dan Seung Jo baru saja menonton Drama Musikal bersama. Joon Gu bertanya, “Ha Ni, dia tidak berbuat macam-macam padamu kan? Maksudku bersentuhan tangan saat memakan pop corn atau yang lainnya?” Ha Ni dan Seung Jo hanya tertawa.
Joon Gu melihat boneka di tangan Ha Ni dan dia bertanya, “Ha Ni apakah kau membeli boneka ini? Ah boneka ini bahkan bisa berbicara.” Ha Ni menjawab, “Tidak. Seung Jo mendapatkannya dari mesin boneka ini. Dia memberikan padaku sebagai ucapan selamat masuk Universitas.” Joon Gu kesal dan berkata, “Boneka ini terlihat sangat murahan. Hei Baek Seung Jo apakah kau mempermainkan Ha Ni?” Ha Ni membela Seung Jo, “Apa yang salah dengan boneka ini? Dia mendapatkannya dengan usaha dia sendiri. Kamu kan tahu seberapa susah mengambil boneka dari mesin boneka.” Joon Gu kesal dan bilang bahwa itu sangatlah mudah.
Seung Jo menghabiskan minumannya lalu melemparkannya ke tempat sampah dan MASUK!! Ha Ni sangat kagum dan tentu saja Joon Gu tidak mau kalah, dia melemparkan bekas minuman ke tempat sampah dan berhasil masuk juga. Bye Bye Sea dan Ha Ni pun langsung berteriak heboh dan senang. Seung Joo tidak menyukai ekspresi Ha Ni tadi makanya dia beridri dari duduknya mengambil botol bekas melemparnya lalu menendangnya dan berhasil masuk tong sampah. Tentu saja Ha Ni sangat kagum.
Seung Jo tersenyum puas dan berniat pergi namun Joon Gu menghentikannya dan ingin ikut menunjukan kemampuannya. Joon Gu mengambil bekas minum dan menendangnya namun dia terjatuh. Bye-Bye Sea langsung menolongnya sementara Ha Ni dan Seung Jo tertawa. Joon Gu benar-benar kesal dan merasa malu karna terjatuh di depan perempuan yang di cintainya dan juga di depan saingannya.
Ha Ni lalu berfikir, “Hmm sepertinya ini sering terjadi.” Ha Ni menghayal bahwa dia adalah seorang putri dan Joon Gu memaksa Ha Ni untuk mencintainya namun dia tidak bisa mencintai 2 orang sekaligus. Tiba-tiba muncul pangeran yaitu Seung Jo yang menyelamatkan Ha Ni. Joon Gu mengeluarkan pedangnya dan Seung Jo juga siap bertarung. Ha Ni meminta agar Seung Jo tidak melakukan ini namun Seung Jo berkata, “Jika aku mati… aku mati karna cintaku.” Pertarungan di mulai dan mereka sama-sama akan slaing membunuh, Tiba-tiba Ha Ni berteriak “Tidak!”
Kembali ke alam sebenarnya. Semuanya kaget saat melihat Ha Ni yang berteriak dan mengulurkan tangannya. Ha Ni malu dan langsung melakukan gerakan senam. Joon Gu heran namun dia mengikuti Ha Ni melakukan gerakan senam. Seung Jo hanya tertawa kecil.
Hari wawancara Universitas Seung Jo sudah tiba dan Seung Jo bersiap-siap pergi. Ibu Seung Jo memberikan semangat dan bilang bahwa Seung Jo pasti bisa memberikan yang terbaik. Bapa Seung Jo, Papah dan Eun Jo pun ikut memberikan semangat. Hanya Ha Ni yang diam saja dan melihat kepergian Seung Jo.
Papah bilang akhirnya setelah sempat bingung apakah akan kuliah atau tidak ternyata sekarang Seung Jo sudah menentukan pilihan. Ibu Seung Jo bilang bahwa masa kuliah ini sepertinya akan membuat rusak masa-masa indah Seung Jo dan Ha Ni bersama. Papah bilang bahwa pada saat kuliah itu justru Ibu Seung Jo menikah dengannya. Ibu Seung Jo langsung malu-malu.
Ha Ni ingat akan pembicaraan waktu berjalan selesai menonton Drama Musical dan dia pun langsung menggunakan jaketnya dan bersiap pergi. Papah bingung, “Kau mau kemana?” Ha Ni menjawab, “Tidak aku hanya sedikit khawatir jadi akau akan mengikutinya hingga ke ruang ujiannya. Aku pergi!” Eun Jo melihat itu dan lagi-lagi berkata, “Aneh. Aku sangat mengkhawatirkan ini. Benar-benar mengkhawatirkan.”
Ha Ni diam-diam terus mengikuti Seung Jo dari belakang. Di saat menyebrangi jalan, Ha Ni menabrak seseorang dan membuat boneka yang di kasih oleh Seung Jo terjatuh. Seung Jo terus berjalan dan tersenyu (Hmm kayanya dia sadar ada Ha Ni yang mengikutinya.) Ha Ni sadar bahwa bonekanya itu terjatuh dan dia bingung antara mengikuti Seung Jo atau mengambil bonekanya. Ha Ni memilih boneka dan langsung berlari ke tengah jalan lalu ada suara hantaman keras.
Seung Jo berhenti berjalan dan mendengar anak sekolah berteriak, “Lihat itu ada seorang perempuan tertabrak mobil. Lihat itu!” Anak sekolah itu berlari panik dan Seung Jo melihat ke belakangnya.
Ha Ni masuk rumah sakit dan kakinya di gips. Saat Ha Ni bangun, Papah, Ibu Seung Jo dan Bapa Seung Jo langsung mengkhawatirkannya. Ibu Seung Jo bilang bahwa tadi Ha Ni di tabrak mobil. Ha Ni mengingat itu lalu bertanya, “Bagaimana dengan Seung Jo?” Ibu Seung Jo menjawab, “Dia pergi untuk wawancara tentu saja.” Ha Ni merasa lega mendengar itu.
Pintu kamar Ha Ni terbuka dan Seung Jo masuk. Semuanya kaget melihat Seung Jo karna seharusnya Seung Jo itu ikut wawancara Universitas.
0 komentar:
Posting Komentar