[Sinopsis] Playful Kiss episode 10 : HaNi dan SeungJo tinggal bersama?
Akhirnya Seung jo pergi meninggalkan rumah. Ibu Seung dan Eun jo mengantar Seung jo sampai depan pintu.
Ibu: Seung jo jaga dirimu baik baik, makan makanan bergizi, sayuran dan buah-buahan. Dan jangan bergadang di malam hari
Seung jo: aku tau. aku tau.
Ibu Seung jo: telepon ibu bila kau memerlukan sesuatu
Seung jo: aku tidak memerlukan apapun.
Ibu seung jo: bagaimanapun juga kau harus mengunjungi rumah sesekali.
Seung jo hanya mengangguk.
Ha-ni tidak dapat berkata apa-apa, ia menangis dan Seung jo melihatnya dari jauh.
Seun jo berkata kepada Ha-ni : aku akan pergi
Ha-ni tidak dapat menahan tangisnya, saat Seung jo pergi.
Ha-ni tidak dapat berkata apa-apa, ia menangis dan Seung melihatnya dari jauh.
Seun jo kepada Ha-ni: aku akan pergi
Ha-ni tidak dapat menahan tangisnya, saat Seung jo pergi.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, “Dia telah pergi. Dia sungguh-sungguh pergi. Aku sangat senang dapat tinggal di rumah keluarga ini bersama dengan Seung jo. Meskipun ia bersikap dingin dan kasar padaku, tapi aku sangat senang berada di dekatnya.”
Ha-ni menghapus air matanya, Ibu Seung jo datang untuk menghiburnya.
Ibu Seung jo : Jangan menangis. Tunggulah. Dia tidak akan pergi jauh. Dia akan segera kembali.
Di angkutan umum, Ha-ni masih merenungi kepergian Seung jo.
Ha-ni : Sekarang aku tidak dapat melihatnya dimanapun kecuali di kampus. Dia mungkin… Seung jo mungkin akan melupakanku.
Ha-ni termenung sendiri di kampus, sahabatnya memanggil Ha-ni tapi Ha-ni tidak mendengarnya. Sahabat Ha-ni memberi motivasi pada Ha-ni untuk segera bangkit dari kesedihan. Tiba-tiba Seung jo muncul dan lewat begitu saja tanpa tau Ha-ni tengah memperhatikannya. Sahabat Ha-ni menyuruh Ha-ni untuk memanggil Seung jo, tapi entah mengapa Ha-ni sedikit takut untuk melakukan hal itu. Sahabat Ha-ni mengajak Ha-ni untuk segera makan Siang.
Di kafetaria, Ha-ni enggan untuk makan. Sahabatnya memesan sesuatu untuk Ha-ni, sama seperti pesanan saat mereka SMA dulu. Pada saat yang sama Joon Gu sedang melayani pelanggannya, ia memanggil Ha-ni tapi Ha-ni tidak meresponnya, Ha-ni malah pergi membawa makanan yang telah dipesankan untuknya. Kasian Joon gu.
Sahabat-sahabat Ha-ni menanyakan tentang Seung jo, dimana Seung jo tinggal dan menetap setelah ia pindah dari rumahnya sendiri dan pekerjaan paruh waktu apa yang dilakukannya, tapi jawaban Ha-ni hanya satu, ia tidak tahu sama sekali tentang hal itu.
Saat berada di lapangan Tennis, Ha-ni juga merasa sangat tidak bersemangat saat ia melakukan tugasnya untuk mengumpulkan bola.
Saat bola tennis jatuh tepat mengenai Ha-ni, Ha-ni tidak merasakan apapun. Ha-ni sudah benar-benar linglung sekarang. Salah satu anggota yang melihat perubahan sikap Ha-ni langsung membicarakan tentang Ha-ni, Salah satu anggota club berkata mengenai penyebab perubahan sikap Ha-ni, bahwa Ha-ni sangat shock setelah ditinggal pergi Seung jo.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, “Seung jo tidak datang untuk berlatih dan dia tidak akan pernah datang.”
Kyung Soo memanggil Ha-ni : Oh Ha-ni, apakah kau tidak memunguti bola dengan baik.
Kyung soo merasa prihatin melihat keadaan Ha-ni yang sangat lesu.
Kyung soo mencoba mengalihkan perhatian Ha-ni “Oh Ha-ni apakah kau mau membelikanku makan malam.”
Ha-ni : tidak
Kyung soo : benarkah? Itu sangat memalukan karena aku akan memberikan kau informasi tentang Seung jo. Tapi, bila kau tidak mau, ya sudah. Ayo cepat berlatih.
Mendengar hal itu, Ha-ni langsung bangkit lalu berteriak “Baiklah, aku akan membelikan makan malam untukmu.”
Ha-ni menghampiri Kyung soo dengan semangat.
Kyung soo : aku tau tempat yang bagus dan tidak mahal. Jadi kau tidak perlu merasa kesulitan.”
Ha-ni : bagaimana dengan info mengenai Seung jo?
Kyung soo : Seperti yang engkau tau bahwa Seung jo tidak pernah menyembunyikan sesuatu dari ku, oleh karena itu aku akan memberikanmu informasi yang bagus.
Kyung soo dan Ha-ni datang ke sebuah restaurant. Kyung Soo berkata bahwa ini adalah tempat kerja Seung jo, Kyung soo yang mengenalkan Seung jo pada manager restaurant itu.
Ha-ni berkata pada dirinya sendiri, “Baek Seung jo bekerja di sebuah restaurant keluarga?!. Aku tidak percaya.”
Kyung soo memasuki restaurant dan disambut oleh pelayan yang juga mengenal Kyung soo, pelayan itu menanyakan pada Kyung soo, apakah ia bekerja hari ini. Kyung soo menjawab, ia datang ke sini sebagai seorang pelanggan. Kyung soo meminta meja untuk 2 orang. Pelayan itu menunjukkan mejanya.
Ha-ni melihat ke sekeliling restaurant, ia mencari-cari Seung jo. Melihat hal itu, Kyung soo segera menawarkan Ha-ni untuk segera memesan makanannya. Dan Ha-ni memilih pesanannya dengan sedikit agak bingung, dan tiba-tiba.. taraaaa.. yang melayani Ha-ni saat itu adalah Seung jo. Seung jo memang benar-benar bekerja di restaurant ini. Hehhee.. Seung jo melayani Ha-ni dengan pelayanan tidak memuaskan. Sepertinya Seung jo tidak suka kalau Ha-ni tahu Seung jo bekerja di tempat ini.
Ha-ni merasa sangat terharu sekaligus senang. Kyung soo menanyakan alasan kenapa Ha-ni merasa terharu.
Ha-ni : Sudah sangat lama sekali aku tidak berbicara dengan Seung jo
Kyung mengerti : Apakah kau berbicara dengannya tadi? Aku rasa, kau memesan makanan tadi bukannya berbicara dengannya.
Seung jo datang membawakan pesanan Kyung soo dan Ha-ni.
Ha-ni berbicara pada dirinya sendiri : Kenapa ia juga sangat mempesona saat memakai seragam?
Ha-ni bertanya pada Kyung soo : Apakah kau juga tau dimana Seung jo tinggal?
Kyung soo : Rumah? Aku tidak tau banyak tentang hal itu.
Seung jo datang mengantarkan pesanan Ha-ni. Seung jo seperti tidak menghiraukan Ha-ni. Ha-ni menanyakan pada Seung jo, apakah Seung jo marah karena Ha-ni ada di tempat ini. Seung jo menjawab bahwa sebenarnya ia sudah tau sejak lama kalau lambat laun Ha-ni pasti akan mengetahui dimana ia bekerja.
Ha-ni menanyakan alamat rumah dimana Seung jo tinggal saat ini, tapi Seung jo tidak memberitahukan hal itu. Ha-ni sedih, tapi tiba-tiba ia melihat sebuah pengumuman.
Pengumuman mengenai dibutuhkannya karyawan baru, Ha-ni senang sekali melihat hal itu. Ha-ni kemudian menuju ke ruang manager dan menemui manager restaurant. Tapi, ternyata Ha-ni telat. He-ra sudah terlebih dulu mendapatkan pekerjaan itu.
Ha-ni memohon pada manager restaurant agar tidak memperkerjakan He-ra. Tapi, manager restaurant itu mengatakan bahwa He-ra sudah lebih dulu mendapatkan job ini.
Ha-ni tidak suka He-ra mendapatkan pekerjaan itu, He-ra memancing rasa cemburu Ha-ni. He-ra berkata bahwa Ha-ni hanya dapat bertemu dengan Seung jo di lapangan Tennis, sedangkan He-ra bisa bersama dengan Seung jo sepanjang waktu karena mereka berada di kelas yang sama dan bekerja paruh waktu di tempat yang sama pula.
Ha-ni sedih, ia menceritakan bahwa He-ra telah terlebih dulu mengambil job itu. Kyung soo mencoba menghibur Ha-ni.
Ha-ni dan Kyung soo sudah menyelesaikan makan mereka, Seung jo datang menawarkan hidangan penutup yaitu secangkir teh. Ha-ni bertanya pada Seung jo, apakah hidangan penutup itu boleh dinikmati besok? Karena besok Ha-ni akan kembali ke restaurant ini. Otomatis Seung jo berkata tidak boleh. Ha-ni bertanya pada Seung jo apakah besok ia boleh kembali ke restaurant ini lagi, Ha-ni berjanji bahwa ia tidak akan mengganggu Seung jo. Seung jo terpaksa membolehkan hal itu dengan syarat, Ha-ni tidak boleh memberitahukan bahwa Seung jo bekerja di restaurant ini kepada keluarganya.
Sebelum pulang, Ha-ni menyempatkan diri untuk melihat keadaan Seung jo. Ha-ni melihat Seung jo tengah mengobrol bersama He-ra. Ha-ni merasa cemburu, tapi ia senang sudah dapat melihat dan berbicara dengan Seung jo hari ini.
Ha-ni pulang dengan perasaan sangat senang. Ibu Seung jo menyuruh Ha-ni untuk segera makan malam.
Ha-ni menceritakan kepada Ibu Seong jo bahwa seung jo bekerja di sebuah restaurant keluarga. Ibu Seung jo kaget mendengar hal itu. Ibu Seung jo ingin sekali melihat Seung jo bekerja, jadi ia merencanakan untuk menyamar agar bisa melihat Seung jo secara diam-diam.
Keesokan harinya, Seung jo melayani tamu dengan sangat baik. Para tamu itu menyebutkan pesanannya masing-masing dengan sangat rumit. Tapi, Seung jo berhasil menghafalnya tanpa perlu mencatat. Cool….
Ha-ni, Ibu Seung jo dan Eun jo diam-diam memperhatikan Seung jo bekerja. Mereka sangat kagum pada Seung jo.
Ha-ni : Hyung, You’re so cool. (saya Agree.. agree..)
Eun jo berkata : Apakah benar penyamaran ini tidak akan diketahui oleh Seung jo?
Ibu Seung jo : tidak, tidak akan. Seung jo tidak akan mengenali kita.
Otak Seung jo itu jenius, Seung jo engga bakal bisa diboongin. hehee..
Ibu Seung jo memanggil Seung jo : pelayan..
Seung jo menghampiri ibunya, Seung jo sebenarnya sudah tau kalau itu ibunya. akhirnya penyamaran Ha-ni, Ibu Seung jo dan Eun jo dapat diketahui oleh Seung jo.
He-ra datang ke meja Ha-ni, Ibu Seung jo dan Eun jo. Ibu Seung jo kaget melihat He-ra bekerja ditempat yang sama dengan Seung jo.
Setelah selesai makan, Ibu Seung jo berbicara pada Seung jo untuk sering-sering mengunjungi rumah.
Ibu seung jo menyuruh Ha-ni untuk selalu berada di dekat Seung jo.
Ibu Seung jo : kau harus selalu ke restaurant ini setiap hari.
Ha-ni mengangguk mengiyakan perkataan ibu Seung jo.
Eun jo : Kasian sekali Hyung.
Keesokan harinya, Ha-ni kembali ke restaurant tempat Seung jo bekerja. Ha-ni membawa banyak buku pelajaran, ia akan belajar di restaurant tersebut.
Seung jo : apakah kau menyewa tempat ini?
Ha-ni : Aku memiliki tugas yang harus dikumpulkan minggu depan
He-ra datang menghampiri Ha-ni dan Seung jo : Aku yang akan melayaninya.
Seung jo : ok.
Ha-ni tidak mau dilayani oleh He-ra.
Ha-ni berkata dengan kesal : kenapa kau datang tiba-tiba?
He-ra berkata dengan ramah bahwa ia menghampiri Ha-ni karena sepertinya Ha-ni terlihat sangat ingin memesan makanan. He-ra menanyakan kepada Ha-ni tentang menu yang akan Ha-ni pesan.
Ha-ni menjawab dengan kesal : berikan aku apapun.
He-ra : baiklah, aku mengerti. Tunggulah, mungkin agak sedikit… (He-ra tertawa.. aneh, tokoh antogonis yang selalu tertawa.)
Beberapa menit kemudian pesanan Ha-ni datang.
Ha-ni kaget melihat pesanannya datang, beberapa jenis makanan mewah.
He-ra : dapatkah anda menggeser beberapa buku anda yang berserakan di atas meja?
Seraya menggeser beberapa bukunya Ha-ni bertanya : makanan apa ini?
He-ra : ini adalah makanan special dari restaurant kami.
Ha-ni memperhatikan makanan yang dihidangkan He-ra,
Ha-ni : Ini besar. Apakah ini daging bebek?
He-ra : oh, bukan. ini bukan bebek tapi daging ayam. Bukankah tadi kau bilang, boleh membawakanmu pesanan apa saja. Selamat menikmati makanan anda. Terimakasih, terimakasih!
Ha-ni berada di restaurant sampai malam, ia masih belajar di restaurant sampai seluruh pengunjung pergi.
He-ra : pelanggan, haruskah saya memberikan anda lima gelas kopi?
He-ra : Jika kau meminum 6 gelas kopi hitam setiap hari, perutmu akan terasa sangat sakit.
Ha-ni : Terimakasih, apakah kau mengkhawatirkanku? Aku pikir itu tidak akan berefek apapun padaku.
He-ra mencoba menyinggung tentang Ha-ni : Lelaki mana di dunia ini yang menyukai melihat seorang gadis menunggunya terus dan selalu memperhatikannya. Jika aku seorang laki-laki, mungkin aku akan sangat lelah akan hal itu. Baiklah, terus bekerja keras.
Ha-ni kaget sekali, ia harus membayar mahal untuk hidangan hari ini.
Hheheee.. Ha-ni mengeluarkan seluruh uang yang ada di dompetnya, beberapa uang kertas dan banyak uang koin.
Ha-ni ingin sekali mengetahui kapan Seung jo pulang, maka ia menanyakan hal itu pada kasir. Kasir itu mengatakan bahwa Seung jo selesai bekerja sekitar pukul 9 malam.
Karena masih jam setengah delapan, Ha-ni menunggu Seung jo sampai Seung jo keluar dari restaurant.
Dan ternyata bukan hanya Ha-ni saja yang menunggu Seung jo, tapi He-ra pun melakukan hal yang sama.
Seung jo dan He-ra pulang bersama, dan hal ini membuat Ha-ni cemburu. Tapi, Ha-ni mencoba meyakinkan dirinya bahwa Seung jo dan Hera mungkin tinggal di lingkungan yang sama.
Tapi ternyata, Seung jo dan He-ra tidak hanya tinggal di lingkungan yang sama tapi juga di apartemen yang sama.
Ha-ni sangat shock melihat hal itu.
Ha-ni sampai di rumah dengan perasaan sangat sedih. Ibu Seung jo menanyakan keadaan Ha-ni, tapi Ha-ni mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.
Di kamar, Ha-ni terus memikirkan Seung jo dan He-ra. Ha-ni membayangkan hal negative yang terjadi di antara Seung jo dan He-ra.
Pagi harinya, Ha-ni tidak tidur semalaman ia terlihat sangat pucat. Ibu Seung jo menyarankan pada Ha-ni untuk tidak pergi ke kampus, tapi Ha-ni berkata semua akan baik baik saja. Ibu Seung jo menambahkan bahwa bila keadaan Ha-ni bertambah parah, Ha-ni bisa menyuruh Seung jo untuk mengantarkannya pulang.
Ha-ni terlihat sangat lemas dan pucat, sahabat-sahabat Ha-ni menanyakan keadaan Ha-ni. Sahabat Ha-ni menanyakan apakah Ha-ni seperti ini karena Seung jo. Ha-ni berkata pada teman-temanya bahwa dirinya akan menyerah untuk mendapatkan Seung jo, kedua sahabat Ha-ni tidak percaya mendengar hal itu. Ha-ni menceritakan apa yang ia lihat semalam, bahwa He-ra dan Seung jo tinggal bersama.
Kedua sahabat Ha-ni sangat prihatin atas apa yang menimpa hati.
Jam pelajaran di mulai, Ha-ni melihat ke tempat duduk yang biasa di duduki oleh Seung jo. Tapi yang Ha-ni dapati hanya bangku kosong.
Haha.. ternyata bukan hanya Ha-ni saja yang mencari Seung jo. Seung jo pun melakukan hal yang sama, ia melihat kesekelilingnya mencoba menemukan Ha-ni.
Di lapangan tennis, Kyung soo sedang melatih para anggota club. Saat berlatih tennis, Ha-ni pun merasa tidak bersemangat, pikiran dan hatinya masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi kemarin malam. Kyung soo memperingatkan Ha-ni untuk tetap fokus.
Di restaurant tempat Seung jo bekerja, Seung jo melihat ke sekelilingnya, uah Seung jo mencari Ha-ni.
Di kampus, Ha-ni termenung sendiri sedangkan kedua sahabatnya heboh bergosip.
Karena tidak tega melihat ha-ni seperti itu, kedua sahabat Ha-ni memutuskan untuk berbicara langsung pada Seung jo.
Kedua sahabat Ha-ni memanggil Seung jo : Seung jo! Siapa kau? Sudah sejak lama kita berteman. Kau tau siapa kami. Kami teman Oh Ha-ni. Kau memiliki IQ 200, tapi kau tidak dapat mengingat hal itu? Kita tidak berada di kelas yang sama tapi kita melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama.
Seung jo : Aku segera menghapus data-data yang lama. Ah, aku ingat. Kalian memiliki level otak yang sama dengan Ha-ni, bukankah begitu?
Akhirnya Seung jo mengingat nama teman-teman Ha-ni.
Seung jo menanyakan ada masalah apa?
Sahabat Seung jo berkata bahwa hal ini masih tentang Ha-ni : Sudah sejak sepuluh hari yang lalu, Ha-ni seperti baru saja pergi dari neraka dan kembali. Sebagai teman, Aku tidak dapat duduk diam dan melihat Ha-ni seperti itu.
Seung jo : Sebenarnya apa yang kalian ingin katakan?
Kedua sahabat Seung jo berkata secara bersamaan : tinggallah bersama! (ha? tinggal bareng?!)
Kedua sahabat Ha-ni berkata pada Seung jo dengan nada tinggi bahwa kemarin malam ha-ni mengikuti Seung jo dan He-ra, ia menunggu Seung jo di jalan lebih dari satu jam.
Kedua sahabat Ha-ni menyuruh agar Seung jo berkata jujur. Tapi setelah Seung jo berkata bahwa ia akan mengatakan hal yang sebenarnya pada Ha-ni, kedua sahabat Ha-ni baru menyadari bahwa Ha-ni adalah tipe orang yang sensitive. Kedua sahabat Ha-ni mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud agar Seung jo berhenti menyukai He-ra.
Setelah kedua teman Ha-ni pergi Seung jo tersenyum, sepertinya ia tidak menganggap serius dengan apa yang dikatakan oleh mereka.
(Yummy..)
Di kafe, joon go membawakan banyak makanan untuk Ha-ni, mereka sengaja melakukan hal ini agar Ha-ni senang.Kedua sahabat ha-ni memberikan nasehat agar Ha-ni menjaga kesehatan tubuhnya dan mulai mencari cinta yang baru. Kedua sahabat Ha-ni berkata bahwa Ha-ni harus melihat ke sekelilingnya bahwa tidak hanya ada satu lelaki saja di dunia ini.
Sudah dua minggu Ha-ni tidak bertemu atau melihat Seung jo, bila Ha-ni tidak berusaha untuk mengetahui dimana Seung jo berada pastinya tidak ada jalan lain untuk mereka dapat bertemu.
Seung jo datang. hahaa. akhirnya.
Seung jo : sedang apa kau di sini? apakah kau menunggu seseorang? Lama tidak bertemu. Aku tidak pernah melihatmu akhir-akhir ini. (ternyata Seung jo nyari juga he)
Ha-ni gugup, ia berusaha menghindari Seung jo. Ha-ni pamit untuk pergi, tapi Seung jo mencegahnya. Seung jo berkata untuk menemaninya sebentar karena ia sedang menunggu seseorang.
Ha-ni mengiyakan.
Ha-ni bertanya pada Seung jo tentang makanan, Seung jo berkata bahwa ia kadang makan ditempatnya kerja atau ada seseorang yang memasakannya.
Ha-ni cemburu mendengar hal itu. Ha-ni berkata bahwa bukankah saat tinggal di daerah yang asing akan terasa sangat kesepian?. Seung jo menjawab bahwa ia dekat dengan He-ra jadi tidak terlalu sepi. Lagi-lagi Ha-ni merasa sakit hati. Seung jo kalau ngomong asal. T.T
Seorang anak perempuan datang menghampiri Seung jo dan Ha-ni, ternyata yang baru saja datang adalah anak didik Seung jo. Seung jo mengajari gadis itu pelajaran matematika. Gadis itu langsung mengenali Ha-ni saat ia melihat Ha-ni. Gadis itu berkata bahwa sangat mudah untuk mengenali Ha-ni karena He-ra telah menceritakan tentang Ha-ni pada gadis itu. Ha-ni bertanya tentang apa yang diceritakan He-ra mengenai dirinya. Gadis itu berkata bahwa Ha-ni tidak pintar tapi berhasil masuk 50 besar saat SMA dan hal itu telah menjadi legenda.
Beberapa menit kemudian, He-ra datang. Gadis itu langsung menghampiri He-ra, gadis itu berkata pada Ha-ni bahwa He-ra adalah guru bahasa inggrisnya dan Seung jo yang mengajarinya matematika. Gadis itu terus saja berbicara bahwa Seung jo dan He-ra datang ke rumahnya 3 kali dalam seminggu dan ibunya sangat menyukai mereka, engga jarang ibu gadis itu memasakkan makanan untuk Seung jo dan He-ra.
Ha-ni mengerti bahwa teryata rasa cemburunya itu tidak beralasan, Seung jo sebenarnya tidak tinggal dengan He-ra, tapi saat Ha-ni mengikuti mereka, Seung jo dan He-ra sedang berada di rumah gadis itu untuk sebuah private. Ha-ni merasa malu dengan apa yang dipikirkannya, ia juga sangat senang bahwa hal yang ia pikirkan adalah tidak benar.
Ha-ni membuat coklat special untuk Seung jo. Saat tengah menyiapakan chocolate untuk Seung jo Ha-ni membayangkan— Seung jo dan Ha-ni berada di sebuah taman, kemudian Ha-ni memberikan chocolate buatannya, Seung jo sangat senang sekali menerima chocolate buatan Ha-ni dan Seung jo memberikan sebuah cincin untuk Ha-ni, Hahaa.. sayangnya itu cuma bayangan.—-
Ha-ni ingin pergi menemui Seung jo, tapi hujan sangat deras sekali sedangkan Ha-ni tidak membawa payung. Ha-ni memang bernasib malang, taxi yang tengah ditumpanginya pun ternyata mogok. Akhirnya Ha-ni memutuskan untuk berjalan dari tempat taxi mogok sampai restaurant Seung jo.
Ha-ni sampai di restaurant tempat Seung jo bekerja dengan keadaan basah kuyup. Seung jo sedikit tidak mempedulikannya. He-ra memberikan kopi kepada Ha-ni. Ha-ni menggigil kedinginan dan saat ha-ni mencoba untuk berdiri tiba-tiba ia jatuh pingsang.
Seung jo : Ha-ni, Oh Ha-ni. (Seung jo mengguncang-guncangkan badan Ha-nin tapi Ha-ni tidak kunjung sadar.)
Akhirnya Seung jo membawa Ha-ni ke ruang manager.
Manager menanyakan keadaan Ha-ni dan Ha-ni menjawab bahwa ia baik-baik saja. Tapi, manager itu menyarankan pada Seung jo untuk pulang dan membawa Ha-ni bersamanya.
Seung jo hendak mengantarkan Ha-ni pulang ke rumah keluarga Seung jo, tapi saat hujan deras seperti ini tidak ada angkutan umum yang beroperasi, akhirnya Seung jo memutuskan untuk membawa Ha-ni ke apartementnya.
Di apartement Seung jo (Seung jo tipe cowok yang rapih. suka deh.)
Ha-ni : apakah He-ra pernah datang ke sini?
Seung jo : tidak, kau orang pertama yang datang ke tempat ini.
Hani tersenyum.
Seung jo melemparkan handuk ke arah Ha-ni, Ha-ni mencium handuk itu, Ha-ni berkata : wangi baek seung jo.
Seung jo mendengarnya : Apa? bau ku? Handuk itu baru. (Hahaa.. )
Seung jo menelpon ibunya, ia memberitahukan ibunya untuk segera menjemput Ha-ni karena Seung jo bersama Ha-ni saat ini. Ibu Seung jo senang sekali mendengar Seung jo dan Ha-ni bersama. Karena tidak ingin mengganggu mereka, maka Ibu Seung jo berkata bahwa ia tidak mau menjemput Ha-ni dengan alasan hujan deras. (baguuus.. he.)
Di restaurant ayah Ha-ni.
Telepon berdering dan Joon Gu mengangkatnya. Ternyata yang menelpon adalah Ibu Seung jo. Ibu Seung jo ingin berbicara dengan Ayah Ha-ni, tapi Joon Gu bilang kalau Ayah Ha-ni sedang sibuk. Ibu Seung jo menyampaikan pesan pada Joon Gu untuk Ayah Ha-ni. Ibu Seung jo menceritakan bahwa sekarang Seung jo dan Ha-ni sedang bersama dan Ha-ni akan menginap di apartemen Seung jo. Joon Gu schock mendengar hal itu.
Joon Gu bertanya pada Ayah Ha-ni dimana tempat Seung jo bekerja, ckckc.. kasian Joon Gu. Sesampainya di restauratn tempat Seung jo bekerja, Joon Gu basah kuyup dan manager sedikit takut untuk menolong Joon Gu.
Waktunya tidur XD
Ha-ni : Baiklah, aku akan tidur di lantai dan kau akan tidur di kasur.
Seung jo : Tentu saja.
Ha-ni : Seharusnya kau tidak bilang seperti itu, kau seharusnya mengatakan pada anak perempuan –”kenapa kau bicara seperti itu, biar saja aku yang akan tidur di lantai dan kau tidur di atas kasur”–
Seung jo : Aku tidak akan mengucapkan hal itu.
Ha-ni : Dasar kau bukan manusia, lelaki bodoh.
Seung jo : apa?!
Akhirnya Seung jo tidur di lantai dan Ha-ni tidur di atas kasur.
Ha-ni : Hey.
Seung jo : Apa?!
Ha-ni : Bisakah kau menyalakan lampu?
Seung jo : Aku tidak bisa tidur bila lampu menyala.
Ha-ni : Aku tidak bisa tidur bila lampu mati.
Akhirnya Seung jo menyalakan lampu.
Ha-ni : Hey.
Seung jo: apa lagi sekarang?!
Ha-ni : apakah kau kedinginan?
Seung jo : tentu saja, punggungku terasa dingin. Sudah! tidurlah.
Ha-ni : tapii..
Karena risih mendengar Ha-ni yang tidak kunjung tidur, Seung jo berkata : baiklah, aku akan tidur disampingmu.
Hehee.. Seung jo tidur di samping Ha-ni. Tapi, ternyata Seung jo pun tidak bisa tidur.
Seung jo : apa kau gugup?
Ha-ni : kenapa kau tanya seperti itu.
Seung jo : tenang saja aku tidak akan melakukan apapun padamu.
Cute cute.. ^ ^
To be continued….
0 komentar:
Posting Komentar