Jumat, 28 Oktober 2011

Lee Soo Man tentang “Kontrak Budak” di SM Entertainment


SM Entertainment (SME) adalah salah satu agensi terbesar di Korea. Dikenal sebagai Big Three bersama YG Entertainment dan JYP Entertainment, SME menjadi rumah bagi idola KPop papan atas seperti TVXQ, Super Junior, SNSD, dan masih banyak lagi.
SME didirikan oleh Lee Soo Man pada 14 Februari 1995. Sejak berdirinya, Soo Man telah membentuk banyak sekali girlband dan boyband yang meraih sukses. Boyband H.O.T. dan girlband S.E.S. adalah dua nama yang sangat populer di tahun 1990-an. Dilanjutkan dengan Shinhwa dan duo Hwanhee dan Brian Joo lewat Fly to the Sky.
Perlahan, grup-grup tersebut akhirnya bubar. Namun Soo Man sudah siap dengan mengorbitkan BoA pada tahun 2000, TVXQ pada 2003, band rock TRAX pada 2004, The Grace plus yang menjadi sensasi di dunia KPop Super Junior pada 2005. Popularitas SME makin menanjak setelah SNSD debut pada 2007, SHINee pada 2008, dan F(X) pada 2009, dan SM the Ballad pada 2010. Seluruhnya sukses, apa rahasianya?
Ternyata diakui Soo Man, hal yang membuat grup-grup tersebut sukses adalah kontrak yang sangat panjang. SME memang dikenal dengan 13 tahun kontrak, mulai dari training sampai menjadi artis. Waktu yang sangat panjang untuk si artis sendiri, tapi bagi agensi waktu tersebut merupakan “janji” untuk terus bertanggungjawab pada setiap kewajiban mereka seperti latihan, rekaman, sampai manggung.

Ini berbeda dengan sistem agensi di Amerika yang hanya menandatangani kontrak setelah si artis terkenal. Tidak berperan langsung dalam proses latihan. Agensi Amerika menjadi tidak punya kekuatan untuk membuat artis menandatangani kontrak yang jangkanya panjang.
“Bahkan di Amerika, mereka tak bisa menemukan sistem manajemen seperti kami. Memilih trainee, membuat mereka menandatangani kontrak yang sangat lama, mengajari mereka juga dengan waktu yang lama. Ini tak bisa dilakukan di Amerika,” papar Soo Man dalam sebuah sesi wawancara dengan Chosun.
Jangka waktu 13 tahun itu dianggap cukup untuk menurunkan berbagai ilmu dari trainer dan mengembangkan bakat para trainee. Namun bukannya tak beresiko, 13 tahun juga dianggap waktu yang sangat lama. Kontrak itu akhirnya mendapat sebutan slave contract karena artis seperti diperbudak selama 13 tahun untuk menuruti segala yang diminta agensi.
Kontroversi makin menguat ketika 3 anggota TVXQ Jaejoong, Yoochun, dan Junsu mengajukan gugatan pada SME karena kontrak 13 tahun dianggap terlalu lama, dan tidak adil karena penghasilan mereka selama itu dianggap tidak diberikan sewajarnya. Kasus ini berujung pada keluarnya ketiga anggota TVXQ itu dan membentuk grup sendiri yang diberi nama JYJ.
Tidak cukup sampai di situ, anggota Super Junior yang berasal dari China Hangeng mengajukan gugatan serupa. Ia merasa selama berada di bawah kontrak dengan SME, Hangeng diperlakukan sewenang-wenang. Ia dipaksa melakukan segala aktivitas dan penghasilan yang juga dianggap tak adil. Hangeng juga kabarnya tidak diberi waktu berlibur selama 2 tahun terakhir.
Meski diterpa berbagai kasus, Lee Soo Man dan SME tetap berdiri tegak. Selain mampu membuat artis menuruti segala keinginannya dengan 13 tahun kontrak, Soo Man punya satu rahasia lagi agar artis-artis binaannya terus maju.  Apa ya?!

source: Detik.com

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

clock